Wednesday, June 23, 2010

wahai hawa..dekatlah dengan al-quran


Kitab suci Al-Quran terbukti sebagai sebuah mukjizat yang tidak pernah lekang oleh waktu. Selama 14 abad lebih keberadaan Al-Quran, tak satu pun huruf di dalamnya berubah. Ratusan ribu Muslim menghafal dan menelihara bacaan-bacaan Qur-an dalam hati mereka. Al-Quran juga berisi fakta-fakta ilmiah menakjubkan, yang kebenarannya terbukti kemudian. Dan Allah Swt berjanji untuk melindungi dan menjaga kemurnian Al-Quran dalam firmanNya:"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." [Surah.Al-Hijr :9]

Ayat-ayat Al-Quran ditulis dalam bahasa yang indah dan puitis. Lebih dari itu, salah satu bukti keajaiban Al-Quran adalah bagaimana kitab yang mulia itu mampu mengubah seseorang yang membacanya, memahaminya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang suka membaca dan memahami dan mempelajari tafsir Al-Quran biasanya dibarengi dengan perubahan yang baik dalam gaya hidupnya, kebiasaan, peribadahan, hubungannya dengan orang lain dan kehidupan spritualnya.

Dalam kaitannya dengan kaum perempuan, Al-Quran memberikan pengaruh yang besar. Yang utama adalah untuk lebih menguatkan keimanan akan keesaan Allah Swt sehingga mereka terhindar dari penyakit hari dan perbuatan syirik sesuai yang tersebut dalam firmanNya :"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun." [Surah. An-Nisaa' :36]

Seorang perempuan yang sering membaca Al-Quran tidak mudah silau dengan gemerlapnya dunia. Sudah menjadi kecenderungan kaum perempuan menyukai harta benda, perhiasan bagus, sepatu dan pakaian indah dan barang-barang mewah lainnya dan kadang sangat khawatir dengan penampilan fisiknya, sehingga bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempercantik diri. Jika tidak waspada, hal-hal semacam itu akan membuat tergelincir menjadi pecinta dunia dan tidak menempatkan cinta pada Allah Swt sebagai cintanya yang utama. Semuanya itu tidak akan terjadi jika perempuan yang bersangkutan mengetahui ajaran-ajaran dalam Al-Quran.

Al-Quran juga membuat seorang perempuan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian dirinya, yang akan berdampak pada kehidupan keluarga dan rumahnya. Sehingga seorang perempuan yang selalu membaca Al-Quran akan menghindari kehidupan yang bebas tanpa batasan, menghindari pamer kemewahan, menghindari gaya hidup boros dan sangat peduli untuk menjaga kebersihan dirinya dan lingkungannya seperti firman Allah Swt dalam Surat Al-Bqarah ayat 222:"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."

Pengetahuan akan isi Al-Quran juga menjaga seorang perempuan dari kebiasaan memanfaatkan waktu dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti jalan-jalan ke mall hanya untuk melihat-lihat barang di etalase, membeli barang-barang sebenarnya tidak diperlukan, nonton sinetron dan acara gosip di televisi, ngobrol berjam-jam di telepon, menghadiri pesta-pesta mewah untuk menaikkan gengsi dan kegiatan tak berguna lainnya.

Seorang perempuan yang suka membaca Al-Quran sangat paham bahwa waktu sangat berharga dan harus diisi dengan aktivitas yang bernilai pahala, seperti menghadiri pengajian, menuntut ilmu atau membaca buku-buku yang bermanfaat. Pada akhirnya, Al-Quran akan menyelamatkan perempuan dari berbagai penyakit sosial.

Para muslimah yang memiliki bekal pengetahuan tentang Al-Quran akan menyebarkan pengetahuannya itu pada orang lain, pada keluarga dan masyarakat lewat interaksinya dalam berbagai kegiatan sosial. Para muslimah itu menjadi pelopor terbentuknya sebuah keluarga yang kuat karakter islamnya, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pembentukan masyarakat yang islami.

Semakin seorang perempuan mempelajari Al-Quran, ia makin sadar bagaimana harus bertatakrama sebagai seorang muslimah. Ia sadar untuk menutup auratnya dan memilih busana yang dikenakannya dan bagaimanan ia harus merias diri. Ia tahu bagaimana berbicara dengan laki-laki yang bukan muhrimnya atau sekedar melontarkan humor dalam pergaulan sehari-hari.

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya." [Surah. Al-Ahzab:33]

Pemahaman yang dalam akan isi Al-Quran membuat seorang muslimah makin meningkat ketaqwaannya pada Allah Swt. Ketaqwaan inilah yang mendasari hubungan antar sesama dimana ia menjadi lebih sabar, toleran, memahami kekurangan orang lain dan bersikap lebih baik dibandingkan mereka yang tidak tidak mengerti kandungan Al-Quran. Seorang muslimah yang mempelajari Al-Quran juga tahu bagaimana ia harus memperlakukan orang-orang tua, suami bahkan anak-anak mereka sesuai tuntunan Allah Swt.

Lebih jauh lagi, Al-Quran memberikan kedamaian di hati bagi mereka yang membacanya maupun yang mempelajarinya. Allah Swt berfirman: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." [Surah Yunus:57]

Tetapi berkah Al-Quran yang terbesar yang diberikan pada para muslimah adalah hati yang dipenuhi dengan rasa cinta pada Allah Swt. Hati yang penuh cinta pada Allah semata bebas dari rasa kebencian, dendam, iri hati dan tidak mengenal putus asa dan selalu berharap akan rahmat Allah Swt dalam kondisi susah maupun senang.

Jika Al-Quran sudah memberikan dampak kebaikan yang begitu besar pada kehidupan kaum perempuan, sudah kita membaca dan mengenal kandungan Al-Quran?

Monday, June 7, 2010

Biar pun marah jgn sampai mengaibkan seseorang

Imam Hasan al-Banna menyeru umat Islam, khasnya para da'ie agar menjaga lidah dan semua ini boleh dilakukan dengan meneropong kesilapan dan kelemahan diri mereka sendiri.

Apabila seseorang itu kerap bermuhasabah, meneropong kesilapan dirinya sendiri, mereka akan kurang membicarakan aib orang lain. Dengan ini, terciptalah dunia yang aman.

Bagaimanapun, perihal aib ini adalah termasuk dalam kategori aib peribadi. Namun, dalam hal salahlaku pemerintah yang melakukan kesilapan dalam pentadbirannya, maka hal ini tidaklah termasuk dalam perbincangan ini.

Ini kerana, perihal salahlaku pemerintah itu mestilah dicegah agar mudaratnya tidak akan melimpah ke atas masyarakat manusia seluruhnya.

Sepotong hadis Rasulullah s.a.w menyebutkan bahawa, "Barangsiapa yang menutup aib saudara Muslimnya, nescaya Allah s.w.t akan menutup keaibannya di akhirat kelak."

Jadi, inilah antara kaedah untuk menghalang rahsia dan aib kita didedahkan Tuhan di hari akhirat kelak.

Ada sebab-sebabnya kenapakah kita suka membuka rahsia keaiban orang lain. Kebanyakannya sikap ini bermula daripada perasaan marah cemburu atau iri hati.

Lalu, meluap-luaplah perasaan untuk menjatuhkan maruah, imej dan reputasi orang lain di dalam kerjaya mereka misalnya.

Padahal, keaiban dan kelemahan seseorang itu memang berlaku dalam urusan Allah. Tuhan sendiri telah menyatakan bahawa manusia itu dicipta dalam seribu kekurangan dan mereka tidak sempurna.

"Wa khuliqal insanu dha'ifan - dan diciptakan manusia itu dalam keadaan daif."

Kita sendiri mesti ada kelemahan. Maka sebab itulah persaudaraan itu penting agar dengan itu kelemahan kita akan ditampung oleh kekuatan orang lain. Dan, kekuatan kita menampung kelemahan orang lain.

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Apa yang menjadi masalah ialah manusia itu sendiri berasa dirinya cukup sempurna lalu dia angkuh dengan pemberian Tuhannya.

Maka jelaslah di sini bahawa bahaya lidah berpunca daripada hati yang tidak bersih, suka menghina orang lain kerana berasa dirinya sudah baik.

Sekali peristiwa, tersebutlah kisah di mana Tuhan mahu mencipta makhluk yang baru, iaitu Nabi Adam a.s. Pada ketika itu, diriwayatkan bahawa Iblis pada ketika itu digelar Azazil dan dia menjadi guru kepada para malaikat lantaran kelebihan ilmunya.

Iblis berasakan bahawa tiada orang yang boleh menandingi kesolehannya, kewarakannya dan ilmunya. Sehinggalah dengan tiba-tiba tercipta Adam a.s.

Ekoran cemburu, marah dan iri hati itulah, maka Iblis sampai sanggup menghina Adam a.s dengan katanya, "Aku lebih baik daripadanya (Adam). Engkau ciptakan aku daripada api dan Engkau ciptakan dia daripada tanah!"

Demikianlah kata Iblis ketika dia diperintahkan Tuhan untuk sujud bersama-sama malaikat ke atas Adam a.s itu.

Jelas di sini. Ketika hati tidak bersih, jiwa dibalut rasa angkuh, maka lidah pun secara tidak langsung akan lebih mudah menghina orang lain.

Sedangkan, jelas wujud arahan di dalam al-Quran yang memerintahkan kita agar jangan hina orang lain. Ini kerana, mungkin yang dihina itu lebih baik daripada si penghina.

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah sesuatu puak (dari kaum lelaki) mencemuh dan merendah-rendahkan puak lelaki yang lain, (kerana) harus puak yang dicemuhkan itu lebih baik daripada mereka; dan janganlah pula sesuatu puak dari kaum perempuan mencemuh dan merendah-rendahkan puak perempuan yang lain, (kerana) harus puak yang dicemuhkan itu lebih baik daripada mereka; dan janganlah setengah kamu menyatakan keaiban setengahnya yang lain; dan janganlah pula kamu memanggil antara satu dengan yang lain dengan gelaran yang buruk. Amatlah buruknya sebutan nama fasik (kepada seseorang) sesudah ia beriman. Dan (ingatlah), sesiapa yang tidak bertaubat (daripada perbuatan fasiknya) maka merekalah orang-orang yang zalim.

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang; dan janganlah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah kamu suka makan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu patuhilah larangan itu) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani. [al-Hujurat: 11 - 12]

Dengan menjaga lidah, maka hubungan persaudaraan terpelihara. Ini kerana, setiap orang tidak akan mencederakan perasaan orang lain melalui kata-kata.

Dan, inilah hakikat untuk mengembangkan rasa persaudaraan Islam sejagat. Dengan lidah persaudaraan terhakis dan melalui lidah jugalah ikatan persaudaraan kembali terjalin.

Hubungan ukhwah, perpaduan antara Islam ini jangan dilihat dari sudut yang kecil saja seperti hubungan kejiranan dan hubungan di tempat kerja semata-mata.

Berkatalah yang baik-baik sahaja jika kita ingin berbicara, maka pastikanlah bahawa isi dan inti percakapan itu cuma yang sarat terisi dengan kalimah yang baik-baik sahaja, menyeru ke arah kebaikan dan mengajak orang-ramai meninggalkan segala yang merosakkan amalan, fikiran dan jiwa dan anggota tubuh badan.

Baginda Rasulullah s.a.w bersabda, ".. sesiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka katakanlah hal-hal yang baik atau lebih baik diam sahaja." Apabila seseorang itu berdiam, dia akan terus-menerus berzikir, berwirid. Semua ini menunjukkan bahawa waktu seseorang Muslim itu sangat berharga dan setiap masa yang berlalu tidak digunakan ke arah yang tidak berfaedah.

Apabila berbicara, mereka mengungkapkan hal-hal yang baik-baik. Jika berdiam diri, mereka akan berzikir secara rahsia.


Lakaran Hati © 2008 Template by:
SkinCorner